Puisi: SETANGGI DI KAMAR MANDI
SETANGGI DI KAMAR MANDI
Setanggi di kamar mandi
perempuan perang,
tetap terjal tak tersentuhkan;
Goncang darahnya pekat
merenang gelora,
rentak dadanya cacat
mengerang nestapa,
dari lidah belati hangat;
teradun embun asin lazat,
jiwanya cuma ludah!
terbang melayang menyembah fitnah!
Betapa siang yang malam
dan terang yang suram!
Cermin kaca pecah!
Perempuan perang
tatapan fajar;
diterokanya tiap gentar,
dibiasnya laman fatal
dalam cepit pusara batil-
pedati pun muncul
menerbangkan pelangi bersamanya
ke ladang anggur.
Sedalam riak langkah semberani,
dibakarnya setanggi
tepi jendela karat --
perempuan tenang,
satu persatu pancang.
Ulasan
Catat Ulasan