Puisi: MENUNGGU API LAYU


MENUNGGU API LAYU
(TEJA)

Di jalanan lekang
secuma derap hujan
dan riuh burung 
yang pulang 
menemani aku yang tempang.

Dengan itu
aku balutkan kaki
dalam-dalamnya di betis bumi.

Dan sesuatu
mungkin atau akan
yang tak ku tahukan;
untuknya aku tanamkan jari
pada lutut.

Biar hancur
biar lecur
satu per tujuh
tak duli rayu--

Kerana waktu
telah aku pinta untuk 
reda sementara 
menunggu api layu.

(Tentang seseorang yang takut mendepani kehidupan,berharap agar waktu terhenti seketika sementara dia menanti api kemarahan yang bergolak dalam jiwa seseorang mereda.)

Ulasan

Catatan Popular